Kesatria Bengawan Solo Juga Lepas Samuel Devin Susanto. Kesatria Bengawan Solo kembali membuat gebrakan di jeda antar musim dengan melepas salah satu pemain asli asuhannya, Samuel Devin Susanto. Pada akhir Oktober 2025, pengumuman ini keluar tak lama setelah tim memutuskan berpisah dengan Esha Lapian, menandai dua pelepasan dalam waktu singkat. Samuel Devin, guard berusia 27 tahun yang lahir di Solo, jadi korban penyesuaian skuad di tengah persaingan ketat di posisi guard. Meski kontribusinya tak lagi dominan, perpisahan ini terasa pahit bagi fans yang ingat peran besarnya di awal musim-musim sebelumnya. Kesatria, yang finis peringkat tujuh IBL 2025, lagi bangun ulang untuk musim depan dengan aturan baru yang izinkan tiga pemain asing main bareng. Bagi Samuel Devin, ini jadi momen cari pelabuhan baru, sementara tim fokus perkuat kedalaman. BERITA BOLA
Perjalanan Samuel Devin di Kesatria Bengawan Solo: Kesatria Bengawan Solo Juga Lepas Samuel Devin Susanto
Samuel Devin Susanto bukan nama asing bagi penggemar basket Solo. Lahir 27 Maret 1998, ia mulai karir profesional setelah bersinar di DBL Central Java satu dekade lalu, saat SMA-nya juara provinsi. Efri Meldi, pelatih Kesatria, langsung incar ia saat tim promosi ke IBL. Debut musim pertama, Samuel Devin langsung jadi starter reguler, rata-rata 12 poin per laga dari 20 pertandingan. Ia bawa energi lokal: dribel cepat, visi passing tajam, dan kemampuan cetak poin dari pick-and-roll yang bikin lawan kewalahan.
Musim kedua, perannya makin penting. Di IBL All-Indonesian 2024, ia cetak 12 poin lawan Pacific, tanding tangan dengan Kevin Moses Eliazer Poetiray dan Katon Adjie Baskoro. Total, ia kontribusi 17 poin, 4 rebound, dan 4 assist di laga krusial itu, bantu Kesatria akhiri turnamen dengan kemenangan. Fans panggil ia “Devin Solo” karena loyalitasnya—ia tolak tawaran klub lain demi bela kota kelahiran. Tapi sejak musim 2025, perubahan mulai terasa. Ia sering geser ke bench, berbagi menit dengan Nuke Tri Saputra dan Andre Rorimpandey. Tambahan Abraham Renoldi Wenas dari luar negeri makin jepit posisinya, bikin rata-rata mainnya turun ke 8,2 menit per laga dari 18 pertandingan, dengan cuma 2,4 poin—terendah sepanjang karir IBL-nya.
Alasan Pelepasan dan Kondisi Tim Saat Ini: Kesatria Bengawan Solo Juga Lepas Samuel Devin Susanto
Pelepasan Samuel Devin bukan keputusan impulsif. Efri Meldi jelaskan, stok guard Kesatria lagi melimpah, terutama dengan aturan baru IBL musim 2026 yang izinkan tiga pemain asing main bersamaan. “Kami butuh spesialisasi lebih tajam di posisi ini,” katanya dalam konferensi internal. Samuel Devin, meski andal, kurang fleksibel di defense modern yang butuh switch cepat. Ini mirip kasus Esha Lapian, pemain kedua yang dilepas—keduanya korban restrukturisasi untuk hemat kuota dan fokus import kuat.
Kesatria lagi di fase transisi. Musim 2025, mereka finis tujuh dengan 13 kemenangan dari 24 laga, unggul di pertahanan tapi lemah di clutch time. Tanpa Kentrell Barkley yang cedera panjang, pemain lokal seperti Samuel Devin dan Kevin Moses jadi tulang punggung, tapi tim sadar butuh upgrade. Abraham Renoldi Wenas langsung isi kekosongan dengan rata-rata 15 poin, sementara Nuke Tri Saputra kuasai assist. Pelepasan ini hemat anggaran—gaji Samuel Devin sekitar 50 juta rupiah per musim—untuk rekrut guard asing baru. Fans Solo campur aduk: senang tim maju, tapi sedih lepas putra daerah yang bawa semangat lokal.
Dampak Pelepasan dan Prospek Samuel Devin
Pelepasan Samuel Devin langsung rasakan di skuad Kesatria. Latihan minggu ini, Efri Meldi tes rotasi baru: Renoldi starter bareng Poetiray, dengan Tri Saputra sebagai sixth man. Ini bikin tim lebih internasional, cocok aturan baru, tapi hilangnya elemen lokal bisa kurangi ikatan fans. Kesatria target playoff musim depan, dan pelepasan ini bagian strategi: fokus tiga import untuk kuasai paint dan perimeter. Tapi risiko ada—jika import gagal adaptasi, tim bisa kehilangan chemistry seperti musim lalu.
Bagi Samuel Devin, prospek cerah meski pahit. Dengan pengalaman IBL tiga musim, ia langsung dapat tawaran dari klub LBL seperti Prawira Bandung atau Dewa United Surabaya. Ia bilang dalam wawancara singkat, “Solo rumah saya, tapi basket panggilan. Saya siap kontribusi di mana pun.” Nostalgia DBL-nya bisa buka pintu ke pelatih nasional, apalagi ia punya visi passing mirip Andre Rorimpandey. Di usia 27, ia masih prime—rata-rata karir 9 poin—dan bisa jadi starter di tim kecil yang butuh guard lokal. Pelepasan ini mungkin jadi berkah: lebih banyak menit, kesempatan cetak poin tinggi lagi.
Kesimpulan
Pelepasan Samuel Devin Susanto oleh Kesatria Bengawan Solo jadi langkah strategis di jeda musim yang penuh perubahan. Dari perjalanan gemilangnya sebagai putra daerah hingga alasan stok guard berlimpah, ini cerminan tim yang lagi bangun ulang untuk aturan baru IBL. Dampaknya ke skuad minimal, tapi buat Samuel Devin, ini peluang baru cari spotlight. Kesatria maju dengan import kuat, sementara Devin siap bawa talenta Solo ke klub lain. Di basket Indonesia yang kompetitif, perpisahan seperti ini biasa—tapi yang pasti, Samuel Devin tinggalkan warisan loyalitas. Musim depan, siapa tahu ia balik ke Solo sebagai lawan, dan cerita ini tambah seru.