JJ Redick Bisa Mengubah Gaya Permainan Lakers Kapan Saja. Menyusul musim pertama yang penuh gejolak, JJ Redick memasuki tahun keduanya sebagai pelatih kepala Los Angeles Lakers dengan tekad baru untuk mengubah gaya permainan tim kapan pun diperlukan. Di tengah persiapan akhir untuk pembukaan musim 2025-26 pada 21 Oktober, Redick telah menunjukkan fleksibilitas taktis yang membuatnya dijuluki “pembuat perubahan cepat” oleh rekan stafnya. Setelah merefleksikan kekalahan di semifinal Barat musim lalu, ia kini fokus pada penyesuaian strategi, termasuk garis baru di lapangan latihan untuk membentuk pola tembakan dan kritik tajam terhadap transisi permainan. Dengan roster yang diperkuat oleh Luka Dončić via trade musim panas, Redick melihat peluang untuk bereksperimen, meski tekanan dari penggemar Lakers tetap tinggi. Kabar ini datang tepat saat tim menyelesaikan dua kekalahan preseason, memicu spekulasi bahwa perubahan besar bisa terjadi bahkan sebelum laga reguler dimulai. Bagi Lakers yang haus gelar, kemampuan Redick untuk beradaptasi cepat jadi kunci utama di Western Conference yang brutal. MAKNA LAGU
Refleksi Offseason dan Pertumbuhan Redick sebagai Pelatih: JJ Redick Bisa Mengubah Gaya Permainan Lakers Kapan Saja
JJ Redick, mantan sharpshooter NBA yang beralih ke podcasting sebelum melatih Duke, telah menempuh perjalanan panjang sejak diangkat sebagai pelatih Lakers pada 2024. Musim perdananya berakhir dengan catatan 47-35, cukup untuk playoff tapi gagal melaju lebih jauh, meninggalkan rasa haus akan perbaikan. Selama offseason, Redick melakukan self-reflection mendalam, mengakui dua area kunci di mana ia tumbuh: kepemimpinan emosional dan manajemen rotasi. Dalam wawancara media day akhir September, ia berbagi bagaimana ia mengubah kebiasaan pribadi, seperti rutinitas pagi yang lebih disiplin, untuk lebih selaras dengan pemain veteran seperti LeBron James dan Anthony Davis.
Perubahan ini terinspirasi dari pengalaman tahun pertama, di mana Redick sering bergulat dengan ego bintang dan kurangnya kedalaman bench. Ia kini merangkul gaya kepemimpinan yang lebih kolaboratif, mirip Phil Jackson tapi dengan sentuhan modern—diskusi terbuka dengan kapten tim sebelum setiap latihan. Rob Pelinka, GM Lakers, memuji dedikasi ini, menyebut Redick sebagai “pembelajar cepat yang tak takut berevolusi.” Di usia 41 tahun, Redick melihat peran ini sebagai kesempatan untuk membangun legacy, terutama dengan integrasi Bronny James dan Dončić yang membawa dinamika Eropa ke skuad. Refleksi offseason ini bukan sekadar introspeksi; ia langsung diterapkan dalam program latihan, di mana Redick menekankan akuntabilitas pribadi untuk mendorong perubahan kolektif.
Perubahan Taktis yang Sudah Terimplementasi: JJ Redick Bisa Mengubah Gaya Permainan Lakers Kapan Saja
Salah satu gebrakan awal Redick adalah pengenalan “arc baru” di lapangan latihan Lakers, garis visual yang memaksa pemain memilih antara tembakan jarak jauh atau drive ke ring—tidak ada lagi mid-range yang sia-sia. Ini langsung mengubah shot selection tim, yang musim lalu berada di peringkat bawah untuk efisiensi tembakan. Dalam sesi preseason melawan Timberwolves dan Suns, efeknya terlihat: Lakers meningkatkan percobaan three-pointer hingga 15 persen, meski masih kalah dua kali. Redick tak segan mengkritik, menyebut transisi permainan tim sebagai “sampah total” setelah kekalahan kedua, menandakan ia siap mengubah skema kapan saja untuk memperbaiki kelemahan itu.
Fleksibilitas ini juga terlihat dalam penyesuaian lineup. Dengan Dončić di sisi James, Redick bereksperimen dengan pick-and-roll hybrid yang menggabungkan spacing Eropa dan isolasi Amerika, sesuatu yang ia pelajari dari analisis film offseason. Ia juga menyesuaikan pertahanan zona untuk mengatasi cedera James yang baru-baru ini, memindahkan Maxi Kleber ke peran switch defender utama. Perubahan ini bukan reaktif semata; Redick telah merancang playbook modular, di mana set plays bisa diganti mid-game berdasarkan matchup. Pengamat seperti Jovan Buha mencatat bahwa ini mirip pendekatan Erik Spoelstra di Heat, tapi dengan sentuhan analitik Redick dari era podcast-nya. Di preseason, tim sudah menunjukkan adaptasi cepat, seperti saat Reaves dipromosikan ke starting lineup untuk mengimbangi absennya James sementara.
Dampak Potensial terhadap Roster dan Musim Depan
Kemampuan Redick untuk mengubah gaya permainan bisa jadi senjata rahasia Lakers di musim 2025-26, terutama dengan jadwal padat 82 pertandingan. Bagi pemain seperti Davis, yang sering overload di paint, perubahan shot selection berarti lebih banyak ruang untuk dominasi rebound—ia sudah catat double-double di kedua preseason. Dončić, dengan visi passing-nya, mendapat manfaat dari transisi yang lebih cepat, meski Redick mengakui butuh waktu untuk sinkronisasi dengan James. Risikonya ada: perubahan terlalu sering bisa membingungkan chemistry, seperti yang dialami tim tahun lalu saat rotasi berubah-ubah.
Namun, potensinya besar. Dengan kedalaman baru dari rookie Dalton Knecht dan veteran seperti Kleber, Redick bisa rotasi enam orang untuk menjaga stamina, terutama di laga back-to-back. Di Western Conference yang dipenuhi Wolves, Thunder, dan Nuggets, fleksibilitas ini krusial untuk playoff push. Penggemar di Reddit sudah ramai membahas kepercayaan mereka pada Redick untuk “meningkatkan level” musim ini, terutama setelah akuisisi Dončić. Secara jangka panjang, ini bisa membentuk identitas Lakers baru: tim yang adaptif, bukan bergantung pada satu bintang. Jika Redick berhasil, ia tak hanya selamat dari tekanan Hollywood, tapi juga jadi kandidat Coach of the Year.
Kesimpulan
JJ Redick membuktikan dirinya sebagai pelatih yang siap mengubah gaya permainan Lakers kapan saja, dari refleksi offseason hingga arc baru di lapangan. Dengan pertumbuhan kepemimpinannya, penyesuaian taktis seperti shot selection dan kritik transisi, serta dampak positif pada roster berbakat, Lakers punya fondasi kuat untuk musim 2025-26. Meski tantangan seperti cedera dan chemistry menanti, fleksibilitas Redick jadi jaminan adaptasi. Bagi penggemar Purple and Gold, ini saatnya optimis—Redick bukan hanya pelatih, tapi arsitek perubahan yang bisa membawa gelar ke Staples Center lagi. Musim ini, setiap pertandingan jadi kanvas baru, dan Redick pegang kuasnya dengan mantap.