Jake LaRavia Sangat Kecewa Usai Dikalahkan Hawks. Pemain sayap Los Angeles Lakers, Jake LaRavia, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya usai timnya dikalahkan Atlanta Hawks dengan skor telak 122-102 pada 9 November 2025. Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, LaRavia blak-blakan menyebut timnya “seperti dipukul di mulut” karena kegagalan starter menetapkan nada permainan sejak awal. Kekalahan ini jadi pukulan berat bagi Lakers yang start musim dengan rekor 6-4, terutama karena Hawks tampil tanpa beberapa pemain kunci. LaRavia, yang baru bergabung musim panas lalu via pertukaran dari Memphis, tampil solid dengan 12 poin dan pertahanan tangguh, tapi ia tetap frustrasi atas inkonsistensi tim secara keseluruhan. Ungkapan ini bukan sekadar keluhan, tapi panggilan untuk perubahan di tengah jadwal padat Wilayah Barat. Apa yang sebenarnya membuat LaRavia begitu kecewa, dan bagaimana ini memengaruhi perjalanan Lakers musim ini? BERITA TERKINI
Kekecewaan LaRavia yang Blak-blakan dan Brutal: Jake LaRavia Sangat Kecewa Usai Dikalahkan Hawks
Jake LaRavia tampil jujur tanpa tedeng aling-aling saat bicara soal kekalahan itu. “Kami tahu mereka punya pemain yang absen, tapi kami tak eksekusi dari awal. Starter gagal set tone, dan itu yang bikin kami kena pukul,” katanya, menyoroti kurangnya energi di kuarter pertama di mana Hawks langsung unggul 35-22. LaRavia tak menyalahkan underestimation terhadap lawan, tapi justru tekankan bahwa timnya tak siap secara mental. Ini kontras dengan performa pribadinya yang seimbang: enam dari sembilan tembakan tepat sasaran, termasuk dua tiga poin, plus kontribusi defensif yang batasi pemain sayap Hawks.
Yang membuat kekecewaannya lebih terasa, LaRavia bandingkan dengan laga sebelumnya di mana Lakers bangkit dari ketertinggalan. “Malam ini kami kehilangan fokus, turnover terlalu banyak—kami kasih mereka poin gratis,” tambahnya, merujuk pada 15 turnover yang langsung berujung 20 poin bagi Hawks. Sebagai pemain yang baru adaptasi di skuad baru, LaRavia lihat ini sebagai pelajaran pahit. Pelatih JJ Redick, yang juga kritis tajam, echo sentimen ini dengan bilang “Tak banyak yang bisa dipuji malam ini.” Dukungan LaRavia terhadap rekan setim tetap ada, tapi ia tak ragu tunjukkan rasa frustrasinya—sebuah sikap yang khas dari pemain muda berusia 23 tahun yang haus pembuktian di liga kompetitif.
Analisis Kekalahan: Masalah Energi dan Pertahanan Longgar: Jake LaRavia Sangat Kecewa Usai Dikalahkan Hawks
Kekalahan dari Hawks jadi cermin masalah Lakers musim ini: kurang energi awal dan pertahanan yang rapuh. Hawks, meski tanpa dua starter utama, eksploitasi kelemahan itu dengan serangan transisi cepat, mencetak 28 poin dari fast break. Lakers kesulitan di papan pantul, kalah 48-38, dan tembakan jarak tiga lawan akurat 42 persen—jauh di atas rata-rata musim. Kuarter kedua jadi titik balik buruk, di mana Lakers hanya cetak 20 poin sementara Hawks balas dengan 32, memperlebar celah menjadi 20 poin saat istirahat.
LaRavia tepat soroti turnover sebagai biang kerok; enam di antaranya lahir dari passing ceroboh di half-court, sesuatu yang seharusnya tak terjadi melawan tim yang kehilangan ritme. Secara defensif, Lakers gagal switch dengan cepat, membiarkan Hawks dapat mismatch mudah. Bandingkan dengan kemenangan sebelumnya atas tim kuat, di mana pertahanan mereka batasi lawan di bawah 100 poin, kali ini pola itu pudar. Bagi analis, ini sinyal inkonsistensi rotasi—cadangan seperti LaRavia beri andil, tapi starter terlihat lelah setelah jadwal back-to-back. Jika tak segera diperbaiki, start solid Lakers bisa berubah jadi mimpi buruk di divisi yang dipenuhi rival seperti Clippers dan Nuggets.
Respons Tim dan Dampak Jangka Panjang
Respons dari skuad Lakers tak lama datang. Pelatih JJ Redick langsung umumkan perubahan rotasi untuk laga berikutnya, termasuk lebih banyak menit bagi pemain seperti LaRavia di lineup awal untuk tambah energi. “Kami perlu lebih tangguh mental, dan malam ini jadi wake-up call,” ujarnya, menunjukkan dukungan penuh terhadap kritik LaRavia. Pemain veteran seperti LeBron James, yang cetak 25 poin tapi terlihat kesulitan di akhir, akui perlunya adaptasi lebih cepat. LaRavia sendiri, meski kecewa, tekankan sisi positif: “Kami punya talenta untuk balikkan ini, asal saling percaya.”
Dampaknya lebih luas dari satu kekalahan. Dengan rekor 6-5 kini, Lakers turun ke posisi keenam Wilayah Barat, di mana setiap slip-up bisa mahal di race playoff. LaRavia, yang musim lalu rata-rata 12,7 poin di Memphis, kini tunjukkan potensi lebih besar di Lakers—plus-minus tim naik saat ia di lapangan. Ini bisa jadi momen pertumbuhan baginya, mirip transisi suksesnya dari college ke pro. Tantangan mendatang, seperti tandang ke Oklahoma, akan uji apakah kritik ini diubah jadi aksi. Bagi penggemar, ini pengingat bahwa Lakers bukan tim finis, tapi skuad yang butuh konsistensi. Jika LaRavia terus bicara blak-blakan, ia bisa jadi suara kunci untuk perbaikan.
Kesimpulan
Kekecewaan Jake LaRavia usai kekalahan dari Hawks adalah jeritan hati seorang pemain yang peduli, tapi juga katalisator potensial bagi Lakers untuk bangkit. Dengan fokus pada energi awal dan pengurangan turnover, tim ini punya semua alat untuk pulih dari pukulan ini. Ungkapan blak-blakannya tak hanya tunjukkan frustrasi, tapi juga komitmen untuk perubahan. Musim 2025-2026 masih panjang, dan momen seperti ini sering jadi titik balik bagi kontender. Bagi LaRavia dan rekan setim, ini kesempatan buktikan bahwa satu kekalahan tak definisikan mereka—malah, bisa jadi langkah menuju gelar yang ditunggu. Penggemar Lakers boleh khawatir sebentar, tapi optimisme tetap ada jika tim dengar suara seperti milik LaRavia.