FBI Sedang Selidiki Mengenai Maraknya Judi Basket di AS. Investigasi Federal Bureau of Investigation (FBI) semakin mendalam ke maraknya judi basket di Amerika Serikat, dengan penangkapan massal lebih dari 30 orang pada 23 Oktober 2025 yang libatkan tokoh-tokoh NBA. Operasi ini soroti jaringan ilegal yang gabungkan mafia terorganisir dengan taruhan olahraga, termasuk skema curang seperti kartu ditandai dan meja x-ray untuk poker berbasis basket. Di antara yang ditangkap ada pelatih Chauncey Billups dari Portland Trail Blazers dan guard Terry Rozier dari Miami Heat, yang kini dapat cuti tak terbatas dari liga. “Ini bukan sekadar kasus judi; ini ancaman terhadap integritas olahraga,” kata sumber dekat investigasi, yang ungkap kerugian mencapai 7 juta dolar dari satu skema saja. Saat musim NBA 2025/26 baru bergulir, probe ini jadi pengingat gelap bahwa boom taruhan pasca-legalisasi 2018 kini picu krisis etika, ancam citra liga yang bergantung jutaan penggemar. BERITA BASKET
Latar Belakang Maraknya Judi Basket: FBI Sedang Selidiki Mengenai Maraknya Judi Basket di AS
Maraknya judi basket di AS akarnya dari keputusan Mahkamah Agung 2018 yang cabut larangan federal taruhan olahraga, buka pintu bagi negara bagian untuk legalisasi. Sejak itu, taruhan NBA melonjak—liga catatkan 2,5 miliar taruhan per musim, naik 30 persen tahun lalu. Tapi sisi gelapnya muncul: FBI selidiki sejak 2023, awalnya dari kasus Jontay Porter yang dilarang seumur hidup Maret lalu karena manipulasi prop bet. Probe ini kini melebar ke jaringan mafia Bonanno, Gambino, dan Genovese, yang diduga libatkan atlet NBA dalam skema poker curang berbasis skor basket.
Operasi 23 Oktober libatkan penangkapan di 11 negara bagian, dengan tuduhan wire fraud, money laundering, dan sports betting ilegal. Skema utama pakai contact lenses khusus untuk baca kartu ditandai, plus meja x-ray untuk lihat kartu tersembunyi—semua terkait taruhan basket. Kerugian 7 juta dolar dari satu ring saja tunjukkan skala: mafia gunakan atlet sebagai “penasihat” untuk insider info, seperti cedera atau lineup. FBI bilang ini puncak gunung es; liga NBA, yang pasang ribuan kamera di arena untuk pantau, kini kerjasama penuh dengan agen federal. Maraknya ini tak lepas dari app taruhan legal seperti DraftKings yang dorong budaya bet harian, tapi juga buka celah bagi ilegal yang janjikan odds lebih tinggi.
Tokoh NBA yang Terjerat dan Respons Liga: FBI Sedang Selidiki Mengenai Maraknya Judi Basket di AS
Penangkapan Chauncey Billups dan Terry Rozier jadi sorotan utama, tapi investigasi libatkan enam tokoh NBA—termasuk dua pemain aktif dan empat mantan. Billups, pelatih Blazers sejak 2021, diduga libatkan rigged poker games di Las Vegas, di mana ia “beri tips” soal taruhan basket untuk imbalan. Rozier, yang pindah ke Heat musim panas lalu, dituduh terima 50 ribu dolar dari jaringan untuk info lineup—tapi ia bantah tuduhan, bilang “ini salah paham.” Dua mantan pemain, termasuk eks guard dari tim Timur, diduga jadi “connector” antara atlet dan mafia.
Respons NBA cepat: liga beri cuti tak terbatas untuk Billups dan Rozier, tuntut investigasi internal paralel dengan FBI. Komisaris Adam Silver bilang, “Integritas permainan prioritas utama; kami tak tolerir pelanggaran.” Blazers langsung tunjuk asisten sebagai interim coach, sementara Heat rotasi skuad tanpa Rozier untuk laga berikutnya. Probe ini juga soroti atlet lain seperti Jayson Tatum yang tolak tawaran judi ilegal, tapi rumor libatkan nama besar seperti Kevin Durant—yang dibantah keras. Mafia Genovese, yang diduga pimpin skema, gunakan atlet sebagai “front” untuk cuci uang dari taruhan basket—tuduhan yang bikin liga pasang aturan baru: pantau rekening bank pemain bulanan.
Dampak Jangka Panjang terhadap Basket AS
Investigasi FBI ini ancam fondasi basket AS, di mana judi jadi pendapatan 10 miliar dolar per tahun bagi liga. Jika terbukti, sanksi bisa lebih berat dari kasus Tim Donaghy 2007—mungkin larangan seumur hidup dan tuntutan pidana. Dampak ekonomi jelas: sponsor seperti Nike ragu perpanjang kontrak jika citra rusak, sementara app taruhan legal seperti FanDuel hadapi regulasi ketat dari negara bagian. NBA rencanakan kampanye edukasi anti-judi untuk pemain rookie, plus kolaborasi dengan FBI untuk AI deteksi pola taruhan mencurigakan.
Bagi penggemar, ini rusak kepercayaan: survei Gallup tunjukkan 40 persen fans ragu integritas NBA pasca-probe. Tapi sisi positif ada—liga bisa perkuat aturan, seperti batas taruhan prop bet dan audit bulanan. Di musim 2025/26 yang baru mulai, probe ini uji ketangguhan: Warriors dan Nuggets, tim terdampak rumor, mulai kuat, tapi playoff nanti bisa berubah jika tokoh kunci absen. FBI bilang investigasi lanjut hingga 2026, dengan potensi penangkapan lebih—mungkin libatkan atlet internasional. Secara keseluruhan, marak judi ini ingatkan: basket AS harus seimbang antara hiburan dan etika, atau risikokan warisan olahraganya.
Kesimpulan
Probe FBI ke maraknya judi basket di AS, yang puncaknya penangkapan 23 Oktober 2025, jadi pukulan telak bagi NBA yang sedang bangkit. Dari latar legalisasi hingga tokoh terjerat seperti Billups dan Rozier, dampaknya luas—dari sanksi hingga reformasi liga. Tapi di balik krisis, ini peluang bersihkan rumah: NBA bisa keluar lebih kuat dengan aturan ketat dan transparansi. Saat musim lanjut, penggemar harap basket tetap murni—bukan soal taruhan, tapi permainan yang adil. Investigasi ini mungkin tutup babak gelap, tapi buka era baru di mana integritas jadi prioritas utama.