Dave Portnoy Buka Suara Tentang WNBA. Dave Portnoy, pendiri Barstool Sports yang terkenal dengan komentar pedasnya soal olahraga, kembali jadi sorotan setelah buka suara tentang WNBA di awal Oktober 2025. Dalam serangkaian posting di X dan wawancara, Portnoy kritik habis-habisan leadership liga, terutama commissioner Cathy Engelbert, sambil dukung habis-habisan bintang seperti Caitlin Clark. “Saya nomor satu expert WNBA di planet ini,” klaimnya, sambil sebut liga ini “bodoh” karena coba usir dia meski beri exposure gratis ke jutaan fans non-tradisional. Komentar ini muncul pasca kontroversi Napheesa Collier soal gaji pemain muda, di mana Portnoy sarankan Clark buat liga sendiri. Di musim WNBA 2025 yang meledak popularitasnya—dengan viewership naik 30 persen berkat Clark—suara Portnoy tambah panas perdebatan soal kesetaraan dan manajemen. Ini bukan pertama kalinya; Portnoy sering puji pertumbuhan liga, tapi kali ini nadanya lebih galak, seolah liga “bunuh angsa emasnya sendiri.” BERITA BASKET
Kritik Pedas ke Cathy Engelbert: “Liga Ini Bodoh”: Dave Portnoy Buka Suara Tentang WNBA
Portnoy tak segan sebut Cathy Engelbert sebagai biang kerok masalah WNBA saat ini. Dalam posting viral di X, ia bilang commissioner itu “incompetent di setiap langkah” karena komentarnya soal Clark harus “bersyukur” atas sponsorship dari liga, padahal Clark bawa ledakan popularitas. “Cathy kayaknya tujuan hidupnya alienasi Caitlin dan fansnya,” tulis Portnoy, sambil sebut Engelbert “dumbest statement ever made by a human.” Ini respons langsung ke pernyataan Engelbert yang katakan Clark untung besar dari WNBA, padahal Clark dorong rating TV naik 50 persen di Indiana Fever.
Portnoy, yang beri exposure lewat Barstool—termasuk stream 72 jam All-Star Game—sebut liga “stupid” karena coba usir dia. “Kalian punya saya, pemilik platform olahraga terbesar dua dekade terakhir, kasih exposure gratis, tapi kalian coba usir saya,” katanya. Ia klaim jadi “expert nomor satu” karena analisisnya, meski sering kontroversial. Kritik ini tambah panas setelah Collier bilang Engelbert sarankan Clark “grateful” untuk gaji rendah—Portnoy sebut itu “insanity” dan sarankan Clark “start a new league tomorrow” untuk gulingkan Engelbert. Bagi Portnoy, ini bukti liga gagal manfaatkan momentum Clark, yang bawa merch sales naik 200 persen. Nadanya santai tapi tajam, khas gaya Barstool: “Liga ini tumbuh meski Cathy, bukan karena dia.”
Dukungan untuk Caitlin Clark: “Bangun Liga Sendiri”: Dave Portnoy Buka Suara Tentang WNBA
Portnoy tak henti puji Caitlin Clark sebagai “golden goose” WNBA, dan komentarnya kali ini fokus pada double standard di liga. Ia sebut “morons” yang bilang Clark tak deserve lebih, sambil kritik bintang seperti Napheesa Collier yang katakan Clark “grateful” untuk sponsorship. “Napheesa bilang Clark harus syukur, tapi Clark bawa miliaran ke liga,” tulis Portnoy, konfirmasi Collier “true feelings” soal Clark adalah iri. Ini bagian dari rant panjangnya, di mana ia sebut Clark bisa “put Cathy out of business” dengan liga baru—ide yang ia ulang di video Barstool.
Dukungan Portnoy ke Clark bukan baru; ia sering puji rookie Indiana Fever itu sebagai katalisator pertumbuhan, dengan viewership Fever naik 300 persen. “Caitlin bisa start rival league immediately,” katanya, sambil bilang WNBA “won’t be happy till they kill the golden goose.” Ini respons ke kontroversi gaji: Clark dapat 76 ribu dolar rookie salary, sementara sponsorship-nya capai 28 juta. Portnoy sebut ini “insanity,” dan sarankan Clark ambil kendali masa depan. Bagi dia, Clark bukan cuma pemain—ia revolusi, mirip Tiger Woods di golf. Komentar ini viral, dengan 3 juta views di X, dan tambah perdebatan soal kesetaraan gaji di WNBA, di mana rata-rata salary 130 ribu dolar vs NBA 10 juta.
Pandangan Umum Portnoy: WNBA Tumbuh Meski Leadership Buruk
Portnoy akui WNBA “never boring,” meski kritik leadership-nya pedas. Ia sebut liga “exploding”—franchise values naik dari 50 juta di Vegas jadi 325 juta untuk Connecticut Sun yang pindah ke Boston. “Pemain deserve lebih uang; nilai tim bayar sendiri,” tulisnya, dukung opt-out CBA untuk leverage negosiasi. Portnoy, yang sering stream WNBA di Barstool, sebut pertumbuhan ini “despite her ineptitude”—rujuk Engelbert. Ia bahkan lempar topi ke posisi commissioner: “Saya mau jadi WNBA post,” katanya setengah bercanda, tapi serius kritik manajemen.
Pandangannya holistik: WNBA tumbuh berkat Clark, tapi leadership gagal manfaatkan. Ia prediksi Phoenix Mercury juara finals, “not particularly close,” karena chemistry mereka. Portnoy sebut liga “worst run in sports,” tapi puji pemain seperti Collier yang berani bicara. Ini campur: kritik galak, tapi dukung pertumbuhan. Di Barstool, ia rencanakan konten lebih banyak soal WNBA, termasuk rant untuk “smaller brains.” Komentar ini tambah buzz—WNBA viewership naik 40 persen musim ini—tapi juga polarisasi, dengan fans bilang Portnoy “too much,” sementara yang lain puji keberaniannya.
Kesimpulan
Dave Portnoy buka suara tentang WNBA dengan kritik pedas ke Cathy Engelbert, dukung habis-habisan Caitlin Clark, dan pandangan umum bahwa liga tumbuh meski leadership buruk. Komentar awal Oktober 2025 ini—dari saran Clark buat liga baru sampai klaim jadi expert nomor satu—jadi api tambahan di tengah kontroversi gaji dan popularitas meledak. Portnoy tak segan sebut liga “stupid” dan “incompetent,” tapi akui potensinya: franchise values melonjak, viewership naik, dan pemain deserve lebih. Bagi WNBA yang haus gelar dan kesetaraan, suara Portnoy ini pengingat—manfaatkan momentum Clark, atau risiko “kill the golden goose.” Musim ini masih panjang, tapi komentarnya janjikan debat panas; Portnoy tak berhenti, dan WNBA tak boleh abaikan.